Sunday, January 8, 2017

Bahaya Menggunakan Kalimat Sesuk Yo Le

Bahaya Menggunakan Kalimat Sesuk Yo Le
Kebanyakan ibu yang notabene sebagai madrasah bagi anak-anaknya sudah terbiasa mendidik anaknya dengan kebohongan (bapak-bapak juga ada sih). Salah satu contohnya dengan kalimat "Sesuk yo le (besok ya nak)". Kalimat ini sangat ringan diucapkan akan tetapi sangat berat pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Biasanya kalimat tersebut digunakan untuk menolak permintaan dari si anak. (Saya sendiri beberapa hari yang lalu menjumpai kalimat semakna dengan itu ketika ada seorang anak meminta dibelikan mainan, beberapa hari kemudian juga seperti itu). Karena sudah lazim diucapkan/dilakukan kebanyakan orang maka seolah-olah hal tersebut dianggap benar padahal di sisi Alloh hal itu termasuk kebohongan. Alloh SWT telah memperingatkan kita, kalau kita mengikuti umumnya orang di muka bumi ini maka kita tersesat dari jalan kebenaran.

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." [QS. Al-An'am : Ayat 116]

Apa yang dianggap manusia baik dan benar, belum tentu benar di sisi Alloh SWT karena kebenaran itu dari Alloh dan disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu." [QS. Al-Baqarah : Ayat 147]

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."[QS. Ali 'Imran : Ayat 60]

Lalu apakah bahayanya dari kalimat " sesuk yo le" tersebut? Bagi sebagian orang mungkin kalimat tersebut dianggap wajar tapi sekali lagi hal tersebut sangat berat pertanggungjawabannya di sisi Alloh dengan ancaman neraka manakala ucapan tersebut tidak diwujudkan karena hal ini termasuk kebohongan sedangkan Alloh mewajibkan kita berkata benar/jujur.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (70) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (71) [QS. Al-Ahzaab : 70-71]

Dari  Abu  Bakar  Ash-Shiddiq  RA  ia  berkata  :  Rasulullah  SAW  bersabda,  "Wajib atasmu  berlaku  jujur,  karena  jujur  itu  bersama  kebaikan,  dan  keduanya  di surga.  Dan  jauhkanlah  dirimu  dari  dusta,  karena  dusta  itu  bersama kedurhakaan,  dan keduanya  di  neraka".  [HR.  Ibnu Hibban  di  dalam  Shahihnya, juz  5,  hal.  368,  no.  5743]

Bagi orang tua, ucapan "sesuk yo le" tersebut bisa jadi akan menjerumuskannya ke neraka manakala ucapannya tidak diwujudkan, akan tetapi kalau ucapan tersebut diwujudkan maka kalimat tersebut tidak ada masalah. Alangkah bijaknya kalau kita menolak permintaan anak dengan kalimat yang arif yang tidak mengandung unsur kebohongan dan tidak memberi harapan semu karena hal ini tanpa kita sadari bisa memberikan pendidikan yang tidak baik bagi si anak.

Bagi si anak, ucapan "sesuk yo le" ini bisa memberikan pendidikan karakter yang tidak baik, walaupun ada yang menganggap kalimat tersebut bisa mendidik "kesabaran". Kesabaran dalam tanda kutib, kesabaran yang bagaimana yang dimaksud? Tetap sabar dalam lingkaran kebohongan kah?

Kita lihat saja di berbagai instansi pemerintahan, kalau kita mengurus surat-surat misalnya, sebenarnya surat-surat tersebut bisa dikerjakan dalam waktu kurang dari 5 menit, akan tetapi kita terpaksa harus menunggu 5 hari, bahkan lebih (birokrasi kompleks kata SLANK).  Kalau boleh saya mengatakan bisa jadi "birokrasi kompleks" di berbagai instansi pemerintahan tersebut merupakan efek dari pendidikan kebohongan ala "sesuk yo le".

Untuk itu saya mengingatkan diri saya pribadi dan mengajak saudara-saudari sekalian untuk semaksimalnya menghindari kalimat " sesuk yo le" dan sejenisnya kalau kita tidak ingin mengabulkan permintaan anak kita. Gunakan kalimat yang arif yang tidak mengandung unsur kebohongan dalam menolak keinginan anak.

Dari artikel di atas tidak ada maksud untuk mengoreksi orang lain, akan tetapi untuk pengingat bagi diri penulis sendiri agar bisa menghindari berbagai bentuk kebohongan. Di samping itu sebagai bekal bagi pemuda dalam mengarahkan anak istrinya kelak untuk tetap berlaku jujur.

No comments:

Post a Comment