Friday, December 29, 2017

Menyambut Datangnya Tahun Baru Masehi 2018

Sudah menjadi kebiasaan di mana-mana setiap malam pergantian tahun di isi dengan berbagai acara dan kegiatan yang bersifat hura-hura. Tidak hanya di kota-kota besar saja, di kota-kota kecil pun tak mau ketinggalan dalam menyambut datangnya tahun baru yang sering disebut dengan istilah old and new.

Menyambut Datangnya Tahun Baru Masehi 2018


Berbagai kegiatan baik dalam bentuk panggung
hiburan, pesta pora, bahkan kegiatan yang menyimpang dari norma-norma agama maupun norma kesusilaan pun kerap kali dilakukan dalam menyambut datangnya tahun baru masehi tersebut. Di mana-mana tampak kemeriahan dalam menyambut datangnya tahun baru ini, baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Puncaknya pada pukul 00.00 dapat kita saksikan warna-warni kembang api meluncur dan berpendar di kegelapan malam dengan suara dentuman keras membangunkan orang-orang yang lagi terlelap dalam tidurnya. Namun di luar berkumpul-kumpul laki-laki dan perempuan yang bukan mahram bercampur dan bergembira ria seakan tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya.

Pada pagi harinya tanggal 1 Januari bisa kita temui sampah kertas di mana-mana pertanda bekas diadakannya pesta kembang api pada malam harinya. Tak jarang pula kita jumpai botol-botol minuman keras berserakan di antara sampah-sampah kertas. Kebanyakan mereka tidak pernah mempedulikan berapa jumlah dana yang mereka keluarkan, mereka tidak mempedulikan benar tidaknya peruntukan dana yang mereka keluarkan. Mungkin saja mereka tidak ingat kalau masih banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa makan pada waktu itu. Sudah tepatkah kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tesebut?

Berikut ini saya cantumkan beberapa terjemahan ayat Al Qur'an dan hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam sebagai bahan renungan untuk kita semua.

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami Beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (QS. Al-Kahf : 103)
(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahf : 104)

Dan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. [QS. Al-Israa’ : 32]

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tiga golongan yang Allah tidak mau berbicara dengan mereka pada hari kiyamat. Tidak membersihkan mereka, tidak mau melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih : 1. Orang tua yang berzina, 2. Raja (pemimpin) yang suka berdusta dan 3. Orang fakir yang sombong”. [HR. Muslim juz 1, hal. 102]

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau bersabda, “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak, ia berkata shahih sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261].

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Empat golongan yang Allah benci kepada mereka : 1. Pedagang yang banyak bersumpah, 2. Orang fakir yang sombong, 3. Orang tua yang berzina, dan 4. Pemimpin yang dhalim”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, juz 12, hal. 368, no. 5558].

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mela’nat tentang khamr sepuluh golongan : 1. yang memerasnya, 2. Yang minta diperaskannya, 3. yang meminumnya, 4. yang mengantarkannya, 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang membelinya, dan 10. yang minta dibelikannya". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 380, no. 1313]

Dari Ibnu 'Umar ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Telah dila’nat khamr atas sepuluh hal : 1. khamr itu sendiri, 2. pemerasnya, 3. yang minta diperaskannya, 4. penjualnya, 5. pembelinya, 6. pengantarnya, 7. pemesannya, 8. yang memakan harganya, 9. peminumnya, dan 10. yang menuangkannya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1121, no. 3380]

Dari ayat-ayat dan hadits-hadits di atas bisa kita jadikan renungan dalam menyambut datangnya tahun baru, dimana kebanyakan pada acara dan kegiatan dalam menyambut tahun baru tersebut diisi dengan hura-hura, pesta pora percampuran antara laki-laki dan perempuan yang mendekati zina, mabuk-mabukan, dan sebagainya. Walaupun tidak semuanya seperti itu, seperti yang saya ungkapkan tadi "kebanyakan" seperti itu.

Kalau kita mau berpikir jernih, pastilah kita tidak akan ikut-ikutan kegiatan-kegiatan dalam menyambut tahun baru tersebut. Sebaliknya kita harus mawas diri agar apa yang akan kita lakukan tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya, kita akan berpikir, semakin bertambah tahun berarti semakin berkurang jatah umur yang dianugerahkan oleh Allah SWT pada kita. Kita harus berpikir, sudah cukupkah amal ibadah yang kita lakukan untuk bekal di akhirat nanti? Pertanyaan ini hanya bisa kita jawab diri kita sendiri.

Namun begitu bagi yang ikut memeriahkan acara menyambut datangnya tahun baru tersebut silahkan karena itu hak anda dan tidak ada larangan dari pemerintah, kami pribadi Insya Allah tidak akan ikut-ikutan karena itu semua BUKAN dari ISLAM. Dan yang saya tulis ini memang berdasarkan kenyataan yang ada dan maksud dari tulisan ini adalah untuk diri kami pribadi, untuk mengingatkan dan membentengi diri kami pribadi agar jangan sampai terseret dalam arus yang menjauhkan diri dari tuntunan agama yang kami yakini. Saya hanya bisa berdoa semoga tahun-tahun mendatang negara kita lebih aman, damai, tenteram dan sejahtera tanpa ada perpecahan, tanpa perselisihan, tanpa ada kerusuhan, tanpa ada kekacauan dengan alasan apapun. Aamin Ya Rabbal 'alamin.

Wednesday, October 4, 2017

Tips Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dalam Darah

Kadar hemoglobin (HB) dalam darah banyak dipengaruhi oleh asupan zat besi yang kita konsumsi. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan rendahnya kadar HB dalam darah sehingga pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh menjadi tidak maksimal. Dalam tulisan ini akan diberikan tips meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.

Tips Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dalam Darah
Di sini tidak akan membahas secara ilmiah dan terperinci tentang seluk beluk hemoglobin (HB) karena hal ini bukan kapasitas saya untuk itu. Di sini hanya akan saya berikan tips meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan pengalaman pribadi yang saya jalani yang mungkin sangat jauh dari keilmuan kesehatan. Tips ini saya berikan dalam kaitannya dengan kegiatan rutin donor darah yang kita lakukan setiap 3 bulan sekali.

Bagi yang kadar HB-nya selalu normal, barangkali tips ini tidak ada manfaatnya. Namun bagi sebagian orang yang sering tertolak donor karena kadar HB rendah, mungkin saja tips ini bisa memberikan manfaat baginya.

Tips meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah ini saya berikan berdasarkan study kasus yang saya alami. Jadi jika ada ketidaksesuaian dengan textbook ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran ya harap dimaklumi aja. Begini ceritanya (hmmm kayak mau nulis dongeng aja ya), dahulu kala saat pertama kali donor darah saya masih aktif nge-gym dan waktu itu darah saya bisa terambil. Saat saya aktif nge-gym saya mengkonsumsi suplemen makanan dalam bentuk susu (kasih tau nggak ya??.....hmm...kasih tau aja dech..itung-itung ngamal ngiklanin produknya orang lain tanpa royalty), suplemen itu diberi label L-Men. Selang beberapa waktu saya berhenti nge-gym, dan saya pun 4 kali berturut gagal diambil darah saat donor darah karena kadar HB rendah. Apa kata orang saya praktekkan seperti banyak minum air putih, banyak makan sayuran hijau, rutin minum sari kurma, dan sebagainya, namun tidak pernah berhasil meningkatkan kadar HB menjadi normal untuk bisa diambil darahnya. Setelah gagal donor selama empat kali periode donor secara berturut-turut akhirnya mencoba-coba mengkonsumsi beberapa jenis makanan  beberapa hari menjelang donor darah. Beberapa jenis makanan tersebut antara lain sereal, roti gandum, jahe, susu kedelai, kacang rebus, tahu dan produk suplemen dengan label Zevit Grow, saya memilih yang kemasan sachet karena rasanya lebih segar. Alhasil, tiga kali periode donor kadar HB saya normal sehingga bisa terambil darahnya. Setelah saya amat-amati (kayak pengamat politik aja ya hehe) ternyata kedua suplemen tersebut (L-Men dan Zevit Grow) dalam nutrition fact-nya ada kandungan nutrisi yang sama antara lain vitamin C dan vitamin B kompleks, yang mana vitamin C ini bisa memaksimalkan penyerapan zat besi sedangkan vitamin B kompleks sangat penting untuk menjaga pencernaan.

Nah dari kasus yang saya alami di atas dapat saya ambil kesimpulan menjadi sebuah tips meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah, yaitu :

  • Rajin berolahraga
  • Minum air putih yang cukup
  • Konsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin C, dan vitamin B kompleks
  • Istirahat yang cukup


Makanan sebagai sumber zat besi antara lain :

  • Kacang-kacangan
  • Susu kedelai
  • Daging merah
  • Tahu
  • Tempe
  • Hati ayam/hati sapi
  • Beras merah
  • Sayuran hijau (daun hijau gelap)


Makanan sebagai sumber vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan antara lain :

  • Jeruk
  • Pepaya
  • Tomat
  • Stroberi
  • Lemon
  • Dll


Tubuh kita membutuhkan asam folat sebagai bahan baku produksi sel darah merah. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kurangnya sel darah merah yang mengandung hemoglobin (HB).
Makanan yang mengandung asam folat dalam jumlah tinggi antara lain :

  • Kacang-kacangan
  • Sereal
  • Gandum
  • Pisang
  • Brokoli
  • Sayuran hijau


Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tersebut kita bisa mengkonsumsi suplemen yang mengandung zat besi, vitamin C, vitamin B kompleks karena suplemen lebih mudah diserap oleh tubuh. Suplemen tidak bisa menggantikan makanan, tapi hanyalah pelengkap saja, dengan begitu kita tetap harus mengkonsumsi makanan. Namun jika kita mempunyai riwayat kesehatan yang kurang baik maka penggunaan suplemen sebaiknya mengikuti petunjuk dokter.

Sekali lagi, tips di atas hanyalah eksperimen saya semata, jadi jika ada ketidaksesuaian dengan textbook ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran diabaikan saja dan harap dimaklumi. Akhir kata semoga tips meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah ini ada manfaatnya untuk kita semua.

Tuesday, August 15, 2017

MTA Perwakilan Malang Kota Membagikan Paket Kemerdekaan

MTA Perwakilan Malang Kota Membagikan Paket Kemerdekaan
Dalam menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia MTA perwakilan Malang Kota membagikan paket kemerdekaan pada Rabu (16/8/2017) kepada warga di sekitar Majlis terutama warga yang kurang mampu.

Setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan. Suasana pada bulan Agustus menjadi meriah dengan dipasangnya bendera, umbul-umbul dan lampu-lampu hias di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Dalam kesempatan ini warga MTA Perwakilan Malang Kota turut serta menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini. Namun berbeda dengan masyarakat pada umumnya yang menyambut Hari Kemerdekaan ini dengan acara-acara yang bersifat hura-hura dan pemborosan, warga MTA Perwakilan Malang Kota menyambut Hari Kemerdekaan ini dengan membagikan paket merdekaan kepada warga di sekitar majlis terutama bagi warga yang kurang mampu. Paket kemerdekaan ini berupa bahan-bahan makanan seperti beras, gula, minyak goreng, teh, dan mie instan.

Pembagian paket kemerdekaan ini bekerjasama dengan ketua RT setempat. Agar tidak merepotkan pihak lain maka pembagian paket kemerdekaan tersebut tetap diserahkan langsung oleh warga MTA Perwakilan Malang Kota kepada warga.

MTA Perwakilan Malang Kota Membagikan Paket Kemerdekaan


Kegiatan semacam ini sudah menjadi agenda tahunan, bukan hanya di MTA Perwakilan Malang Kota saja namun di seluruh cabang dan perwakilan MTA yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini merupakan himbauan dari pimpinan pusat MTA Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina. Adapun tujuan dari pembagian paket kemerdekaan ini adalah untuk memerdekakan orang yang kurang mampu dari penjajahan kelaparan, atau paling tidak pada hari kemerdekaan (17 Agustus) jangan sampai ada warga di sekitar kita yang tidak bisa makan.

Dengan adanya kegiatan pembagian paket kemerdekaan semacam ini semoga bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, dan diharapkan bisa merubah mindset masyarakat tentang makna kemerdekaan. Memperingati Hari Kemerdekaan tidak harus diisi dengan acara-acara yang bernuansa pesta pora dan hura-hura. Namun kita bisa mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur-unsur pendidikan dan prestasi misalnya lomba cerdas cermat, lomba kreativitas, bulu tangkis, tenis meja, sepak bola, futsal, bola volly, dan lain sebagainya.

Demikianlah informasi singkat tentang kegiatan MTA Perwakilan Malang Kota Membagikan Paket Kemerdekaan, semoga Alloh SWT meridhoi kegiatan yang mulia ini. Aamiin.

Tuesday, March 14, 2017

Memperbaiki Postur Tubuh

Sebagai pemuda tentu saja ada keinginan untuk memiliki tubuh atletis dan berbadan tegap. Apalagi pada masa-masa remaja ada kecenderungan bagi remaja untuk menunjukkan eksistensinya di muka umum apalagi di depan lawan jenis, misalnya tampil dengan berbagai model rambut, model pakaian, gaya bicara, dan lain sebagainya. Tidak ketinggalan tampil dengan badan tegap berotot menjadi pilihan bagi anak muda. Pergi ke gym menjadi pilihannya. Gym sebagai pusat kebugaran menjadi tongkrongan para remaja, bukan sekedar untuk memperbaiki postur tubuh, akan tetapi juga untuk membentuk otot-otot tubuh.

Memperbaiki Postur Tubuh


Namun sebenarnya memperbaiki postur tubuh ini bukan sekedar untuk gagah-gagahan semata, akan tetapi hal ini bisa memberikan manfaat bagi kesehatan kita. Kebiasaan posisi duduk yang kurang tepat bisa menyebabkan tulang belakang melengkung ke depan sehingga tubuh kita sedikit membungkuk. Tanpa kita sadari mungkin saja hal ini bisa mengganggu sistem pernafasan kita.

Untuk memperbaiki postur tubuh kita tidak harus gabung di pusat-pusat kebugaran (gym). Dengan cara sederhana dan tanpa peralatan pun bisa kita lakukan untuk memperbaiki postur tubuh. Salah satu cara adalah dengan rutin melakukan push up dan sit up.

Push up dan sit up merupakan cara sederhana dan efektif untuk memperbaiki postur tubuh. Selain bisa memperbaiki postur tubuh, dengan push up dan sit up bisa memperkuat otot-otot bagian tubuh tertentu. Bahkan dengan melakukan berbagai variasi push up dan sit up bisa mewakili latihan otot keseluruhan.

Mengapa perlu memperbaiki postur tubuh? Sekali lagi, mempunyai badan tegap bukan sekedar untuk gagah-gagahan, akan tetapi bisa memberikan manfaat kesehatan bagi kita. Berdasar pengalaman pribadi, sebelum rutin mekakukan aktivitas olahraga seperti push up dan sit up, sering mengalami sakit pinggang, sakit punggung, sakit pada pergelangan tangan, dan dada terasa sesak waktu duduk bersila agak lama. Namun setelah rutin melakukan aktivitas olahraga tersebut, lambat laun semua rasa sakit tersebut sembuh dengan sendirinya tanpa diobati dan Alhamdulillah tidak pernah kambuh lagi. Itulah sebabnya mengapa kita perlu untuk memperbaiki postur tubuh. Dengan memperbaiki postur tubuh, posisi tulang belakang kita bisa kembali pada posisi semula setelah sekian lama membengkok karena kebiasaan posisi duduk kita yang kurang tepat. Dengan begitu, berbagai permasalahan yang berhubungan dengan tulang belakang bisa teratasi.

Berikut ini di antara beberapa manfaat dari aktivitas push up dan sit up :

  • Memperbaiki postur tubuh
  • Membentuk otot dada
  • Membentuk otot bisep dan trisep
  • Memperkuat dan membentuk otot perut
  • Membentuk otot bahu
  • Untuk menguatkan tulang
  • Menguatkan otot pinggang
  • Menguatkan otot jantung
  • Menambah daya tahan tubuh
  • Meningkatkan sistem metabolisme dalam tubuh sehingga proses pembakaran kalori dalam tubuh menjadi lebih efektif, apalagi jika dipadukan dengan senam aerobik
  • Mencegah tulang rapuh (osteoporosis)
  • Dan lain sebagainya


Itulah di antara beberapa manfaat dari push up dan sit up, selain untuk memperbaiki postur tubuh juga bisa memberikan banyak sekali manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Untuk itulah perlunya kita melakukan aktivitas olahraga, paling tidak dengan rutin melakukan push up dan sit up, bisa dikembangkan dengan berbagai variasi. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam   juga pribadi yang suka berolahraga sehingga Beliau memiliki postur tubuh yang tegap dan kelihatan gagah saat berdiri maupun berjalan. Di samping itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam juga memerintahkan kita untuk mengajari anak-anak kita berolahraga.

Dari 'Ali, ia berkata, "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam itu tidak tinggi dan tidak pendek. Beliau adalah tebal jari-jari kedua tangan dan kakinya, besar kepalanya, besar pula tulang-tulangnya, panjang rambut dadanya. Jika beliau berjalan, berjalan dengan tegap seperti turun dari atas. Kami tidak pernah melihat seseorang yang seperti beliau sebelum dan sesudah beliau". [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 259, no. 3716, dan ia berkata : Hadits ini hasan shahih]

“Kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberikan nama yang baik, mendidik (perilaku yang baik), mengajarkan berenang, memanah, berkuda, memberi makan dengan makanan yang baik serta menikahkan apabila telah dewasa”. [H.R. Hakim]

Itulah sedikit tulisan tentang memperbaiki postur tubuh,  kalau ada manfaatnya silahkan dipraktekkan, akan tetapi kalau dirasa tidak ada manfaatnya ya ditinggalkan saja, anggap saja hanyalah dongeng sebelum tidur karena memang tulisan di atas hanya sebatas opini saya saja dan tidak didukung penelitian ilmiah.  Namun begitu, olahraga sangatlah penting bagi kesehatan kita, lakukan aktivitas olahraga sebisa dan semampu kita, bisa juga dengan mencari referensi dari YouTube.

Monday, March 6, 2017

Berpegang Teguh Pada Al Qur’an dan Sunnah Nabi

Sebagai orang yang mengaku beragam Islam, wajib atas kita berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Karena hanya 2 hal tersebut yang diwariskan nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam kepada kita semua sebagai umat Islam. Kalau kita berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi dijamin tidak akan pernah sesat.

Berpegang Teguh Pada Al Qur’an dan Sunnah Nabi


Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat apabila kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". [HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 899]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab Allah dan Sunnahku". [HR. Ibnu Abdil Barr, dalam Al-Istidzkar juz 26, hal. 98]

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Biarkanlah aku dengan apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian disebabkan pertanyaan mereka, lalu mereka menyelisihi nabi-nabi mereka. Maka apabila aku melarang kalian dari sesuatu, tinggalkanlah ia, dan apabila aku perintahkan kalian dengan sesuatu, laksanakanlah semaksimal kalian". [HR. Bukhari juz 8 : 142]

Dari hadits-hadits di atas sudah jelas bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam sudah memberikan batasan yang jelas dalam menjalankan perintah Allah SWT dan dalam menjauhi larangan-Nya. Batasan-batasan dalam hal ibadah maupun dalam kehidupan bermasyarakat sudah pasti. Untuk hal ibadah harus ada tuntunannya dalam Al Qur'an ataupun Sunnah Nabi. Ibadah jika tanpa didasari ilmu agama yang berdasar pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi akan tertolak bahkan termasuk bentuk kesesatan. Ibadah yang tidak didasari ilmu agama yang berdasar pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi ini maksudnya adalah suatu ibadah baru yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam dan para sahabat-sahabatnya. Sebaik-baik ibadah adalah ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah, sedangkan kita yang membuat-buat ibadah baru atau melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah berarti kita menganggap apa yang dicontohkan oleh Rasulullah tersebut kurang sempurna dan kita merasa lebih pandai dan lebih mengerti dari Beliau tentang hal ibadah. Sedangkan untuk urusan duniawiah dalam kehidupan bermasyarakat nabi kita menyerahkan pada umatnya karena untuk urusan duniawiah ini akan terus berubah sesuai perkembangan jaman. Jadi semua urusan duniawiah boleh dilakukan selama tidak ada larangannya dalam Al Qur'an maupun dalam Sunnah Nabi.

"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam
agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak." (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)

Dari Jabir bin Abdillah berkata : Jika Rasulullah berkhutbah maka merahlah kedua mata beliau dan suara beliau tinggi serta keras kemarahan (emosi) beliau, seakan-akan beliau sedang memperingatkan pasukan perang seraya berkata "Waspadalah terhadap musuh yang akan menyerang kalian di pagi hari, waspadalah kalian terhadap musuh yang akan menyerang kalian di sore hari !" Beliau berkata, "Aku telah diutus dan antara aku dan hari kiamat seperti dua jari jemari ini", Nabi menggandengkan antara dua jari beliau yaitu jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau berkata : "Kemudian daripada itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Al-Qur'an dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru dan semua bid'ah adalah kesesatan" (HR Muslim no. 2042)

"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir , (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". [QS. An-Nisaa' : 170)

Dalam berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah ini seringkali kita mendapat banyak tentangan dari masyarakat, tapi anehnya yang menentang juga orang Islam sendiri. Padahal Tuhannya sama (Allah SWT), kitabnya sama (Al Qur'an), nabinya juga sama (Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam) tapi kalau ada yang mengamalkan hasil kaji dari Al Qur'an dan Sunnah Nabi justru seringkali dimusuhi masyarakat. Banyak sekali di berbagai daerah kalau ada pengajian yang mengajarkan Al Qur'an dan Sunah Nabi seringkali didemo dan dibubarkan oleh orang Islam sendiri dengan alasan tidak sesuai dengan tradisi mereka. Karena tidak sesuai dengan tradisi mereka itu lalu dianggapnya menghina dan melecehkan mereka.

Amalan ibadah sebaik apapun kalau tidak dituntunkan dalam Al Qur'an dan Sunnah Nabi harus kita tinggalkan, karena ibadah yang dianggap baik itu belum tentu benar. Benar itu bukan berdasar atas utak atik akal manusia, akan tetapi benar itu dari Allah SWT. Kalau kita mengaku orang Islam, dalam menanggapi tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam seharusnya tradisi tersebut yang harus mengikuti ajaran Islam atau disesuaikan dengan ajaran Islam),  bukan sebaliknya, ajaran Islam yang harus disesuaikan dengan tradisi nenek moyangnya. Bahkan banyak tradisi-tradisi yang dikemas seolah-olah itu dari ajaran Islam dan dilakukan secara turun temurun. Hal ini bukan baru sekarang, sejak masa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam pun sudah demikian, seperti yang difirmankan Allah SWT berikut ini :

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah Diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada
nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal,
nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk. [Q.S. Al-Baqarah : 170]

"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (115)
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)". (116)
"Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk" . (117) [QS. Al-An'aam : 115-117]

Berpegang Teguh Pada Al-Qur'an dan As-Sunnah di Tengah Kerusakan Ummat

Di tengah-tengah kerusakan ummat ini kita harus selalu membentengi diri dengan tetap berpegang teguh pada Al Qur'an dan As Sunnah. Kerusakan ummat di negeri kita tidak hanya dialami oleh kalangan tertentu saja tapi di berbagai kalangan masyarakat bisa terjangkit berbagai penyakit, bukan penyakit fisik, tetapi moralnya yang sakit. Terbukti dengan korupsi yang semakin merajalela, tindakan-tindakan kriminal hampir setiap hari bisa kita saksikan di televisi-televisi maupun di media-media cetak, perzinaan yang semakin terang-terangan bahkan perzinaan ini dilegalkan dengan pemberian ijin terhadap lokalisasi. Untuk itu mari kita bentengi diri dan keluarga kita dengan tetap berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi.

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" . [QS. Al-Maaidah : 105]

Dari Abu Umayyah Asy-Sya'baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa'labah Al-Khusyaniy, aku bertanya , "Hai Abu Tsa'labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat ini ?". Abu Tsa'labah balik bertanya, "Ayat yang mana ?". Aku berkata, "Yaitu
firman Allah Ta'aalaa "Yaa ayyuhalladziina aamanuu 'alaikum anfusakum laa yadlurrukum man dlolla idzahtadaitum" - Al-Maaidah : 105 ". Abu Tsa'labah berkata, "Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam", beliau bersabda , "Tetapi hendaklah kalian amar ma'ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha'ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari yang shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma'ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti kalian". 'Abdullah bin Mubarak berkata : Dan menambahkan kepadaku selain 'Uqbah, ada yang bertanya , "Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka ?". Beliau menjawab , "Pahala lima puluh orang dari kalian". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 323, no. 5051]

Dari Abu Umayyah Asy-Sya'baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa'labah, aku bertanya, "Hai Abu Tsa'labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat 'alaikum anfusakum ? - Al-Maaidah : 105". Ia berkata, "Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam" , beliau bersabda, "Tetapi hendaklah kalian amar ma'ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha'ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma'ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia". Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, "Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?" . Beliau menjawab, "Pahala lima puluh orang dari kalian". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]

Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata : Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir kalau keburukan itu akan menimpa saya. Saya bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di masa jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan?" Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ya". Saya bertanya lagi, "Dan apakah setelah keburukan itu akan ada lagi kebaikan?" Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ya". Dan padanya ada asap kelabu (percampuran yang baik dan yang buruk). Saya bertanya, "Apa itu yang dimaksud asap ?" Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ada suatu kaum yang memakai petunjuk bukan dengan petunjukku, kamu mengenal mereka dan mengingkarinya". Saya bertanya, "Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan ?" Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ya, yaitu orang-orang yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka (mengikutinya), maka mereka akan melemparkannya ke Jahannam" . Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka kepada kami" . Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Mereka adalah orang-orang dari daging kulit kita sendiri, dan mereka berbicara dengan lisan kita". Saya bertanya lagi. "Lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya jika saya mendapati yang demikian itu ?". Beliau bersabda, "Tetaplah kamu menetapi jama'ah muslimin dan imam mereka". Saya bertanya lagi, "Jika tidak ada jama'ah muslimin dan imam (lalu bagaimana)?" Beliau bersabda, "Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, meskipun kamu harus menggigit akar-akar pohon sehingga mati menjemputmu, sedangkan kamu dalam keadaan demikian itu". [HR. Bukhari juz 4, hal. 178]

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya" . Kami (shahabat) bertanya, "Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ?". Beliau bersabda, "Lalu, siapa lagi?". [HR. Bukhari juz 8, hal. 151]

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya" . Kami (shahabat) bertanya, "Ya Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ". Beliau bersabda, "Lalu, siapa lagi?" . [HR. Muslim juz 4, hal. 2054]

Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Akan selalu ada segolongan dari ummatku yang menampakkan kebenaran. Tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya, sedangkan mereka tetap demikian itu". [HR. Muslim juz 3, hal. 1523, no. 170]

Dari Mu'awiyah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Selalu ada segolongan dari ummatku yang menegakkan perintah Allah, tidak akan memudlaratkan kepada mereka orang yang menentangnya atau menyelisihinya, sehingga datang keputusan Allah dan mereka tetap ada di tengah-tengah manusia" . [HR. Muslim juz 3, hal. 1524, no. 174]

Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka berbahagialah orang-orang yang asing" . [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 129, no. 2764]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing". [HR Muslim juz 1, hal. 130]

Dari Sahl bin Sa'd As-Saa'idiy, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing". Para shahabat bertanya, "Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?" Beliau bersabda, "Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867]

Demikianlah sedikit uraian tentang Berpegang Teguh Pada Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Semoga uraian di atas bisa bermanfaat bagi kita semua. Kalau ada benarnya itu muthlak dari Allah, kalau ada salahnya itu semata-mata karena kebodohan saya, mohon diluruskan kalau memang uraian di atas salah. Jangan lupa dishare ya kalau dirasa tulisan ini bermanfaat.

Sunday, February 26, 2017

Dukun Dan Peramal Dalam Pandangan Islam

Dukun dan peramal sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita dan kebanyakan dari kita pun begitu percayanya dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para dukun dan peramal tersebut. Banyak sekali yang kita lihat, kita baca, kita dengar, kita saksikan di koran, di majalah, di radio, di televisi maupun dalam kehidupan kita sehari-hari yang memaparkan tentang ramalan-ramalan (termasuk ramalan bintang ) dan praktek-praktek perdukunan dengan bebas. Ironisnya, kita sebagai seorang muslim/muslimah begitu mudahnya terperangkap oleh tipudaya-tipudaya syaitan tersebut. Bagaimanakah sebenarnya dukun dan peramal dalam pandangan Islam?

Dukun Dan Peramal Dalam Pandangan Islam


Dukun Dan Peramal Dalam Pandangan Islam

Dalam ajaran Islam, haram mendatangi dukun,
tukang ramal, tukang sihir, menganggap sesuatu
penyebab kesialan, dan memakai jimat. Hal tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam berikut :

Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751]

Dari 'Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005]

Dari Qathan bin Qabishah dari ayahnya, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ramalan dengan tulisan, ramalan dengan burung dan ramalan dengan lemparan kerikil termasuk syirik (menyekutukan Allah)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3907].

Dari Ibnu 'Abbas RadhiAllahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3905]

Dari Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah, ada beberapa hal yang biasa kami lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami biasa datang kepada dukun ". Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jangan lagi kamu datang kepada dukun ". (Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami juga percaya pada tanda-tanda kesialan ". Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Itu sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang diantara kalian, maka hal itu jangan sampai menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". [HR. Muslim juz 4, hal. 1748]

Dukun Dan Peramal Mendapat Bisikan Dari Jin

Dari Aisyah, ia berkata, aku berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun pernah menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar dengan cepat oleh jin lalu dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah dengan seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750]

Dari 'Aisyah RadhiAllahu 'anha, ia berkata; beberapa orang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tentang dukun, lalu beliau menjawab: "Mereka (para dukun) tidak bisa apa-apa". Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Itu perkataan yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia memperdengarkannya di telinga walinya (dukun), lalu mereka mencampur dengan seratus kebohongan". [HR. Bukhari juz 7, hal. 28]

'Aisyah berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tentang dukun . Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang benar-benar terjadi". Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalimat itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih dari seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750].

Mantra dan Jimat Para Dukun

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir . Dan barangsiapa berbuat sihir , sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan jimat , maka ia diserahkan kepada jimat itu (Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai juz 7, hal. 112]

Dari 'Isa, yaitu bin Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata : Suatu ketika aku menjenguk Abdullah bin 'Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhani dan wajah dan badannya kemerahan karena sakit, lantas kami pun berkata, "Apakah engkau tidak menggantungkan sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?". Ia menjawab, "Kematian lebih dekat dari itu". Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat di badannya), maka ia akan diserahkan kepada jimat itu". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 272, no. 2152]

Dari Misyrah bin Ha'an bahwasanya dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata : Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang memakai jimat, maka Allah tidak akan menyempurnakannya, barangsiapa yang memakai rumah siput, maka Allah tidak akan memberi ketenangan padanya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 450, no. 6086]

Dari Zainab istri 'Abdullah (bin Mas'ud), bahwasanya ia terkena penyakit kemerah-merahan pada wajahnya. Lalu ada seorang wanita datang kepadanya dan memberinya mantra-mantra, lalu dia mengalungkannya pada lehernya. Kemudian Ibnu Mas'ud RadhiAllahu 'anhu datang, dan melihat kalung itu di lehernya, lalu bertanya, "Apa ini?". Istrinya menjawab, "Aku minta mantra-mantra untuk menghilangkan penyakitku". Maka 'Abdullah bin Mas'ud lalu mengulurkan tangannya mengambil kalung itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata, "Sesungguhnya keluarga 'Abdullah tidak memerlukan sesuatu yang mengandung syirik". (Zainab) berkata : Kemudian (Ibnu Mas'ud) berkata : Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami, "Sesungguhnya mantra-mantra , jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik". Perawi berkata, "Lalu aku bertanya, "Apa tiwalah itu?". Ia menjawab, "Tiwalah adalah sesuatu yang membuat orang laki-laki tertarik". [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 463, no. 8290]

Dari 'Imran bin Hushain RadhiAllahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak termasuk golongan kami orang yang percaya tanda-tanda kesialan atau datang bertanya kepada orang yang mempercayai tanda-tanda kesialan , atau orang yang melakukan pedukunan atau orang yang datang berdukun , atau orang yang melakukan sihir atau orang yang datang meminta tolong kepada tukang sihir, dan orang yang membuat ikatan buhul atau ia berkata : Barangsiapa membuat ikatan buhul , dan barangsiapa yang datang kepada dukun dan membenarkan apa yang dikatakan dukun itu, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam". [HR. Al-Bazzar juz 9, hal. 52, no. 3578].

Dukun Dan Peramal Tidak Tahu Yang Ghaib

Dari hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa sihir ,
dukun, tukang ramal , percaya hantu, jimat , mantra-mantra dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama . Sedangkan dukun atau
tukang ramal itu mengaku mengetahui yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata, sebagaimana firman-Nya :

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). [QS. Al-An'aam : 59]

Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. [QS. An-Naml : 65]

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Lsallam: 34]

Setelah membaca tulisan di atas, masihkah kita percaya pada dukun dan peramal?

Monday, February 20, 2017

Antara Akal Sehat Dan Hawa Nafsu

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Bahkan manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya. Di samping itu Allah memuliakan manusia dengan menempatkan manusia di tempat-tempat yang baik yang bisa memberikan banyak kenikmatan duniawiyah sebagai rezeki yang baik dari Allah kepada manusia.
Antara Akal Sehat Dan Hawa Nafsu
Allah SWT berfirman yang artinya :

"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."
[QS. Al-Isra': Ayat 70]

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," [QS. At-Tin: Ayat 4]

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh manusia dari makhluk-makhluk yang lain adalah bahwa manusia dianugerahi akal pikiran, sedangkan makhluk yang lain seperti binatang walaupun memiliki otak namun tidak memiliki akal pikiran. Walaupun manusia dianugerahi akal pikiran, namun tidak sedikit yang enggan menggunakan akal sehatnya dalam bertindak maupun dalam menentukan keputusan. Banyak yang lebih suka menggunakan hawa nafsunya demi keuntungan pribadi untuk meraih kenikmatan duniawiyah semata. Akal sehat mengarah pada kebenaran, sedangkan hawa nafsu cenderung mengarah kepada kebathilan yang pada akhirnya akan membawa kehancuran.

Contoh sederhana, ketika akan melintasi sebuah jembatan, disitu ada peringatan sebagai berikut "Sepeda motor dilarang melewati jembatan". Bagi yang mengendarai mobil, kalau dia menggunakan akal sehatnya pastilah dia memilih cari jalan lain walaupun agak jauh karena akal sehatnya mengatakan "sepeda motor saja dilarang apalagi mobil yang lebih berat bobotnya daripada sepeda motor." Namun kalau hawa nafsunya yang berkuasa "yang dilarang lewat kan sepeda motor, saya kan naik mobil". Apa yang terjadi jika mobil tersebut nekat melintasi jembatan? Bisa dipastikan jembatan akan roboh dan mobil terperosok di kolong jembatan karena kondisi yang dipaksakan.

Begitu pula dalam hal memilih seorang pemimpin, kalau Allah sudah memberi ketetapan tapi hawa nafsu kita menetapkan yang lain maka tunggulah Allah mendatangkan perkaranya. Allah sudah memberi ketetapan bahwa orang Islam dilarang menjadikan orang-orang non muslim menjadi pemimpin bagi orang Islam. Bagi orang yang menggunakan akal sehatnya pastilah mentaati aturan Allah tersebut, akan tetapi bagi orang yang menggunakan hawa nafsunya akan terus membuat berbagai alasan untuk menerobos aturan Allah tersebut.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.." [QS. Al-Maaidah : 51]

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." [QS. Al-Maaidah : 57]

"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." [QS. Al-Maaidah : 58]

Seperti pada contoh di atas ketika akan melintasi sebuah jembatan, ketika memilih pemimpin pun demikian. Kalau dalam hal memilih pemimpin kita perturutkan hawa nafsu maka tunggulah kehancuran kaum muslimin. Allah melarang umat Islam  menjadikan orang-orang kafir menjadi teman kepercayaannya karena mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudlaratan bagi umat Islam. Kalau kita menggunakan akal sehat kita pastilah tidak akan menjadikan orang-orang kafir menjadi pemimpin kita, menjadikan teman kepercayaan saja tidak boleh apalagi menjadikannya pemimpin. Kalau sekedar teman biasa, saling bertegur sapa tidak mengapa.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudlaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." [QS. Ali 'Imraan : 118]

"Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati." [QS. Ali 'Imraan : 119]

"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (138) (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (139)" [QS. An-Nisaa' : 138-139]

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam," [QS. An-Nisaa' : 140]

Demikianlah sedikit gambaran antara akal sehat dan hawa nafsu. Bukan maksud saya untuk mengoreksi orang lain, akan tetapi sekedar menjadikan tulisan ini sebagai pengingat bagi diri sendiri. Semoga kita selalu diberi kemampuan untuk menggunakan akal sehat kita dan dijauhkan dari dorongan hawa nafsu dalam bertindak maupun dalam menentukan keputusan. Kalau ada benarnya itu dari Allah SWT, kalau salah itu semata-mata karena kebodohan saya.

Thursday, February 16, 2017

Sholat Sunnah Ba’diyah Jum’ah Berdasarkan Yang Dicontohkan Rasulullah

Sholat sunnah ba'diyah Jum'ah yaitu sholat sunnah yang dikerjakan setelah sholat Jum'ah (jum'atan ). Umumnya kita melaksanakan sholat sunnah ba'diyah Jum'ah tersebut sebanyak 2 raka'at seperti pada sholat sunnah ba'diyah pada sholat-sholat wajib. Berapa raka'at kah sholat sunnah ba'diyah Jum'ah seperti yang dicontohkan Rasulullah? Bila dikerjakan di masjid 4 raka'at (2 raka'at salam, 2 raka'at salam) dan jika dikerjakan di rumah 2 raka'at.

Sholat Sunnah Ba’diyah Jum’ah Berdasarkan Yang Dicontohkan Rasulullah


Hadits-hadits berikut ini yang menjelaskan tentang jumlah raka'at sholat sunnah ba'diyah jum'ah :

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian shalat Jum'ah, maka hendaklah shalat sesudah itu 4 raka'at" . [HR Muslim juz 2, hal. 600].

Dari ‘Abdullah bin 'Umar bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu shalat sebelum Dhuhur dua raka’at dan sesudahnya dua raka’at, dan sesudah Maghrib dua raka’at di rumahnya, dan sesudah ‘Isyak dua raka’at. Dan beliau tidak shalat sesudah Jum’at melainkan setelah pulang, beliau lalu shalat dua raka’at. [HR. Bukhari juz 1, hal. 225].

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwasanya dia apabila selesai shalat Jum’at, lalu pulang, kemudian shalat dua raka’at di rumahnya. Kemudian ia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan yang demikian itu” . [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 358, no. 1130]

Dari hadits-hadits di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakannya shalat sunnah ba'diyah Jum'ah 2 raka'at di rumahnya. Sedang menurut hadits yang pertama shalat sunnah ba'diyah Jum'ah itu 4 raka'at, maka ini bisa diambil suatu pengertian bahwa yang 4 raka'at itu dikerjakan di masjid.

Demikianlah sholat sunnah ba'diyah Jum'ah berdasarkan contoh pelaksanaan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika ada perbedaan dalam pelaksanaan janganlah dijadikan perpecahan di antara kita. Saling hormat menghormati segala perbedaan agar tetap terjaga kerukunan di antara kita.

Friday, February 10, 2017

Cara Membuat Tulisan Terbalik

Kali ini edisi refreshing dulu. Pernahkah kita melihat status di Facebook dengan tulisan terbalik? Atau juga postingan di WA dengan tulisan terbalik? Kalau belum tahu caranya pasti kita terheran-heran melihat tulisan terbalik, bahkan membacanya pun kadang kebingungan. Di keyboard tidak ada huruf dengan tulisan terbalik, lalu bagaimana cara menulisnya?



Sebenarnya sangat mudah untuk membuat tulisan terbalik tersebut, kita tidak perlu susah-susah mencari huruf terbalik. Lewat blog ini kita bisa membuat tulisan terbalik tersebut, cukup dengan menulis kemudian dibalik dan hasilnya bisa di copy-paste.

Oke lah tidak perlu panjang lebar, langsung praktek saja. Caranya tulislah kata-kata atau kalimat pada kotak di bawah ini untuk membuat tulisan terbalik. Setelah menulis, klik BALIK.
Hasilnya pada kotak yang bawah di COPY kemudian di PASTE kemana saja yang kita inginkan misalnya pada status Facebook atau postingan WA.

Untuk hasilnya yang ditampilkan pada kotak di bawah mungkin huruf-hurufnya tidak jelas, ini mungkin karena font-nya yang tidak support, namun untuk hasil PASTE di Facebook maupun WA tetap terbaca terbalik.

Thursday, February 9, 2017

Munculnya Ide Kreatif

Bagi orang yang berjiwa entrepreneur dalam melangkahkan kaki di jalan bisnis diawali dari munculnya ide kreatif. Lain halnya dengan orang yang hanya menerima warisan bisnis dari nenek moyangnya, mereka tidak perlu memikirkan ide-ide kreatif lagi. Namun begitu kalau tidak dikelola dengan managemen yang baik dan tidak didukung dengan ide-ide kreatif maka lambat laun bisnis warisan ini akan semakin surut.

Munculnya Ide Kreatif
Ide kreatif bukanlah warisan nenek moyang ataupun pemberian orang lain, namun ide kreatif muncul dari diri sendiri. Munculnya ide kreatif ini datang dari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita rasakan dan apa yang kita lakukan. Terkadang munculnya ide kreatif datang saat suasana yang santai, tenang dan suasana gembira atau bisa juga dalam keramaian. Munculnya ide kreatif masing-masing orang tidak sama, antara individu yang satu dengan individu yang lain berbeda-beda baik cara maupun suasananya.

Ada pendapat kalau munculnya ide-ide kreatif ini banyak hubungannya dengan kecerdasan otak kanan. Kecerdasan otak kanan ini bisa dilatih dengan cara-cara antara lain banyak melakukan aktivitas-aktivitas dengan tangan kiri misalnya menyapu, menulis, membuka pintu, gosok gigi dan lain--lain yang tidak dilarang dalam agama Islam. Cara lain untuk mengasah otak kanan ini adalah dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang banyak menggunakan imaginasi kita misalnya melukis, main musik dan banyak menulis cerita-cerita fiksi atau dongeng-dongeng. Di samping itu juga bisa dengan banyak melakukan aktivitas olahraga maupun dengan senam-senam khusus.

Dalam hal mengasah otak ini, Allah SWT telah memberi petunjuk bagaimana cara untuk mencerdaskan otak. Yaitu dengan membaca Al Qur'an, mempelajari isinya, menghayati dengan cermat tiap-tiap ayatnya. Dengan begitu otak manusia menjadi cerdas karena Allah SWT telah memberikan pelajaran yang sangat lengkap dalam Al Qur'an, seluruh ilmu yang ada di dunia ini tercakup dalam Al Qur'an. Di samping itu dengan membaca, mempelajari dan menghayati isi Al Qur'an menjadikan imaginasi manusia semakin berkembang ketika memikirkan ayat-ayat Allah, memikirkan keagungan Allah, memikirkan penciptaan makhluk, memikirkan keindahan ciptaan Allah,  dan lain sebagainya.

"Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran."
[QS. Shad: Ayat 29]

Kembali pada bahasan masalah munculnya ide kreatif, ide kreatif bisa muncul dari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita lakukan. Untuk memunculkan ide kreatif, berikut ini barangkali bisa kita lakukan :


  • Sering-sering jalan-jalan ke pasar, mall, supermarket,  lihat-lihat pedagang kaki lima. Lihat apa yang mereka jual, perhatikan perilaku pembeli, apa yang mereka cari, apa yang membuat pembeli tertarik, dan sebagainya.
  • Perhatikan jika ada kerumunan orang baik anak-anak maupun orang dewasa, perhatikan perilaku mereka tentang ketertarikan mereka terhadap sesuatu.
  • Mengikuti kajian-kajian ilmu seperti pengajian, seminar-seminar.
  • Mendengarkan musik santai, bermain musik, mendengarkan murotal, membuat pikiran lebih rileks sehingga terkadang ide-ide kreatif muncul di saat-saat seperti itu.
  • Bertamasya menikmati indahnya alam sambil merasakan Keagungan Allah dalam menciptakan alam semesta.
  • Rajin berolahraga.
  • Banyak-banyak menulis dengan imajinasi kita sehingga merangsang otak kita lebih mampu untuk memunculkan ide-ide kreatif.


Begitulah sedikit uraian tentang munculnya ide kreatif. Dengan keterbatasan kemampuan imajinasi saya, uraian di atas tentu saja masih sangat banyak kekurangannya, dan hal itu karena kebodohan saya.

Jika dirasa postingan ini ada manfaatnya buat kita semua, silahkan dibagikan kepada teman-teman anda.

Wednesday, February 8, 2017

Menemukan Sesuatu Di Jalan

Sebagai manusia yang tak luput dari lupa dan kesalahan, terkadang kita kurang hati-hati dalam menjaga barang-barang yang kita miliki. Terkadang kita lupa menaruh suatu barang sehingga bisa menyebabkan hilangnya barang tersebut. Begitu pula saat bepergian, karena kurang hati-hati bisa menyebabkan barang ataupun uang yang kita bawa terjatuh di jalan sehingga kita kehilangan barang ataupun uang yang kita bawa.

Menemukan Sesuatu Di Jalan
Itu tadi kalau barang atau uang kita yang hilang di jalan, lalu bagaimana kalau kita yang menemukan sesuatu di jalan? Kebanyakan orang kalau menemukan sesuatu di jalan atau di mana pun, dia itu merasa mendapat rejeki. "Alhamdulillah....isuk-isuk durung sarapan ndilalah nemu duit Rp 100.000,,rejeki nomplok...." (Alhamdulillah....pagi-pagi belum sarapan kebetulan menemukan uang Rp 100.000,,rejeki nomplok"). Contoh ungkapan orang yang menemukan uang di jalan seperti itu seringkali kita dengar. Baginya menemukan sesuatu di jalan itu adalah sebuah rejeki, dia tidak mau berpikir kalau orang yang kehilangan sesuatu tersebut pastilah merasa kesusahan. Dia merasa senang, sementara orang lain merasa kesusahan. Ini berarti bersenang-senang di atas kesusahan orang lain. Sikap seperti itu bukanlah akhlaknya orang Islam. Kalau saja dia itu orang Islam pastilah hal itu karena ketidaktahuannya terhadap aturan Islam, maka dari itu lewat tulisan ini kami jelaskan sedikit yang kami tahu tentang aturan Islam ketika kita menemukan sesuatu di jalan atau di mana pun.

Dalam aturan Islam, kalau kita menemukan sesuatu di jalan itu bukan suatu rejeki atau hal yang menyenangkan bagi kita, akan tetapi pada hakikatnya  hal itu merupakan suatu beban bagi kita. Sesuatu yang kita temukan di jalan tersebut pastilah ada pemiliknya, maka harus dikembalikan lagi pada pemiliknya. Kalau yang kita temukan itu berupa handphone atau uang yang yang masih berada di dalam dompet tentu saja lebih mudah bagi kita untuk menemukan siapa pemiliknya. Namun jika yang kita temukan itu sesuatu yang tidak ada identitasnya misalnya uang, perhiasan atau barang-barang lainnya maka kita akan kesulitan untuk menemukan siapa pemiliknya, kita akan kesulitan untuk mengembalikan pada pemiliknya sehinggal hal itu menjadi beban bagi kita.

Jika kita menemukan sesuatu baik itu barang ataupun uang yang mana kita kesulitan untuk menemukan pemiliknya maka langkah yang harus kita lakukan adalah mengumumkannya secara intensif selama satu tahun. Selama kita menunggu pemiliknya, kita boleh memanfaatkan barang atau uang tersebut, apabila pemiliknya datang maka barang atau uang tersebut harus dikembalikan pada pemiliknya.

Telah menceritakan kepada kami (Muhammad) telah menceritakan kepada kami (Isma'il bin Ja'far) telah mengabarkan kepada kami (Rabi'ah bin Abu Abdurrahman) dari (Yazid) bekas budak Al Munba'its, dari (Zaid bin Khalid Al Juhani) bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tentang barang temuan, Beliau menjawab : "Umumkanlah selama setahun, lalu kenalilah wadah dan talinya, (sementara waktu) kamu boleh memanfa'atkannya, apabila pemiliknya datang, maka berikanlah barang tersebut kepadanya." Orang itu bertanya lagi; "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kambing yang hilang?". Beliau menjawab : "Ambillah, mungkin ia dapat menjadi milikmu atau milik saudaramu atau bahkan menjadi milik serigala." Dia bertanya lagi : "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan temuan unta?" Zaid bin Khalid berkata : "Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam marah hingga wajahnya memerah atau rona wajahnya menjadi merah, kemudian beliau bersabda : "Apa urusanmu dengan unta yang hilang? Biarkanlah ia, karena ia telah membawa sepatu dan wadah airnya sendiri hingga bertemu pemiliknya."

Begitulah indahnya aturan dalam Islam, kalau saja semua orang sadar akan hal itu maka tidak akan ada orang Islam yang jadi pencuri, apalagi jadi koruptor karena kita tahu bahwa mengambil barang yang bukan miliknya itu adalah perbuatan dosa. Semoga Allah SWT selalu menuntun kita di jalan yang lurus. Aamiin.

Friday, February 3, 2017

Terorisme Bukan Dari Islam dan Islam Bukan Terorisme

Istilah terorisme sering kita dengar ketika ada kekacauan di tempat-tempat umum dan biasanya dengan adanya peledakan bom. Ketika ada peledakan bom di suatu tempat atau fasilitas umum pasti dikait-kaitkan dengan aksi terorisme. Dan yang sering kita saksikan di televisi-televisi maupun di media-media lainnya kalau ada aksi terorisme tersebut seringkali yang dijadikan terdakwa adalah orang Islam maupun organisasi Islam.

Terorisme Bukan Dari Islam dan Islam Bukan Terorisme


Apakah Terorisme Itu?

Berikut ini pengertian terorisme menurut kamus besar Bahasa Indonesia :
- Teror : perbuatan sewenang-wenang, kejam, bengis, dalam usaha menciptakan ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.
- Teroris : orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut (biasanya untuk tujuan politik).
Jadi menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik) dan orang yang melakukukan aksi terorisme disebut dengan teroris.

Terorisme Dalam Pandangan Agama Islam

Tiap ada aksi terorisme yang sering dituduh jadi tersangka adalah orang Islam ataupun golongan dari umat Islam. Di Indonesia katanya mayoritas beragama Islam, akan tetapi mayoritas pula orang-orang yang mengaku beragama Islam tersebut tidak mau mengamalkan ajaran agama Islam sesuai yang dituntunkan dalam Al Qur'an maupun yang disunahkan nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam. Terbukti banyaknya pencuri, perampok, pezina, koruptor, termasuk aksi-aksi terorisme ini yang setelah dilihat dalam KTP-nya tertulis beragama Islam. Dari sinilah yang seringkali menjadikan citra buruk terhadap agama Islam, padahal ajaran agama Islam tidak demikian. Justru orang-orang seperti itu yang menyimpang dari ajaran agama Islam.

Kembali ke masalah terorisme, aksi terorisme ini seringkali dikait-kaitkan dengan jihad. Apakah benar terorisme itu sama artinya dengan jihad? Tentu saja tidak, apapun alasannya aksi terorisme tidak dapat dibenarkan dalam pandangan agama Islam, apalagi dengan alasan jihad. Bisa jadi aksi terorisme tersebut sengaja direncanakan pihak asing untuk memecahbelah umat beragama di Indonesia dengan menyusupkan para teroris dari bangsa Indonesia sendiri. Kalaupun benar yang melakukan aksi teror tersebut seorang atau kelompok umat Islam yang ingin berjihad, ini pun tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama Islam. Kalau ingin berjihad di Indonesia dengan cara peperangan sepertinya tidak tepat, lebih tepat jika berjihad dengan cara perang di Palestina yang jelas-jelas saudara-saudara kita ditindas oleh bangsa Israel laknatullah. Untuk di Indonesia sendiri, dengan mengkaji Al Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam kemudian bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari inipun sudah termasuk jihad karena di tengah maraknya korupsi merajalela, perzinaan di mana-mana dan makin banyaknya perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya tapi kita selalu berusaha membentengi diri dan keluarga kita dari hal-hal tersebut sungguh sangat berat. Jihad bukan berarti harus berperang melawan musuh, jihad bisa berarti bersungguh-sungguh dan istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Untuk itu kalau ada yang beranggapan Islam itu teroris, ini adalah tuduhan yang sangat keji. Terorisme bukan dari Islam dan Islam bukan terorisme, karena Allah SWT mengutus nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam dengan membawa agama Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu kenikmatan yang besar bagi manusia bukan suatu mushibah yang membawa malapetaka, sebagaimana firman-firman Allah SWT berikut yang artinya :

"Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" . [QS. Al-Anbiyaa’ : 107]

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [QS. Saba’ : 28]

"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." [QS. Al-Maaidah : 15-16]

"Sungguh Allah telah memberi kenikmatan kepada orang-orang mukmin ketika Allah mengutus di kalangan mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata". [QS. Ali Imran : 164]

Dari ayat-ayat tersebut dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain, menerangkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam dan Islam yang diserukannya, benar-benar membawa rahmat di alam semesta ini, dan mengeluarkan manusia dari gelap-gulita (tanpa mengetahui tujuan hidup), ke alam yang terang-benderang, sehingga mengetahui jalan yang lurus yang membebaskan dirinya dari kesesatan menuju jalan yang menyelamatkan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.

Bahkan sebelum Nabi menyerukan Islam, manusia selalu dalam kekacauan dan permusuhan, sebagaimana peringatan Allah sebagai berikut :

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara ..." [QS. Ali Imran 103]

Oleh karena itu seharusnyalah manusia bersyukur kepada Allah atas diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam membawa dinul Islam ini. Karena hanya dengan Islamlah manusia di dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan kasih sayang. Dengan mengabaikan Islam, maka dunia akan kacau-balau, terorisme timbul di mana-mana seperti sekarang ini.

Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi, antara lain :

"Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu". [QS. Ali Imran : 159]

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin". [QS. At-Taubah : 128]

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam memiliki sifat lemah-lembut serta hati Beliau terasa amat berat atas penderitaan yang menimpa pada manusia, maka Beliau berusaha keras untuk membebaskan dan mengangkat penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :

Dari ‘Aisyah istri Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, “Hai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2003]

"Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam . Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya."
[HR. Ahmad juz 7, hal. 410, no. 20874]

"Dan apabila Allah mencintai kepada seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang (kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang, melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan" . [HR. Thabrani dalam Al-Kabiir juz 2, hal. 306, no. 2274]

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ada seorang Arab gunung kencing di masjid, lalu orang-orang marah, dan akan memukul sebagai hukuman. Ketika melihat kemarahan para shahabat tersebut, Beliau bersabda :

"Biarkanlah dia, dan siramlah pada bekas kencingnya itu seember atau setimba air, karena sesungguhnya kamu sekalian diutus untuk memberi kemudahan bukan diutus untuk membuat kesukaran/kesusahan." [HR.Bukhari juz 1, hal. 61]

Dalam sabdanya yang lain : Dari Anas, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam Beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”. [HR. Bukhari, juz 1, hal. 25 ]

Dan masih banyak lagi firman-firman Allah dan sabda-sabda nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam yang menerangkan hal tersebut. Dari dalil-dalil di atas jelas-jelas menerangkan bahwa Islam itu membawa perdamaian dan kasih sayang, menuntun dari jalan kegelapan ke jalan yang terang benderang. Jadi dapat dipastikan bahwa terorisme itu bukan dari Islam dan Islam bukan terorisme.

Sebagian teks di atas diambil dari brosur JiHad Pagi MTA (Majlis Tafsir Al Qur'an) tanggal 23 Agustus 2009 yang dapat anda download di sini . Kalau ada tulisan di atas yang anda anggap keliru itu karena kebodohan saya.

Wednesday, February 1, 2017

Tebarkanlah Salam Di Antara Kita

Dalam hubungannya antar manusia, Islam mengajarkan kasih sayang , tebarkanlah salam sesama saudara muslim. Salam menurut ajaran Islam pada hakikatnya adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan saudara kita yang kita jumpai. Jadi tebarkanlah salam sesama saudara-saudara sesama muslim. Tebarkanlah salam ini bukan sekedar dalam batas ucapan saja, melainkan kita harus selalu menjaga agar saudara-saudara kita selamat dari perilaku dan tindakan kita.

Tebarkanlah Salam Di Antara Kita


Di samping itu, salam juga merupakan suatu cara untuk memulihkan hubungan yang tidak baik antara sesama muslim. Inilah salah satu manfaatnya tebarkanlah salam dalam Islam, bukan sekedar ucapan "assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" , akan tetapi lebih dalam maknanya dari itu, yaitu makna tebarkanlah salam berarti kita harus menjaga keselamatan dan kesejahteraan saudara kita. Maka dari itu selalu tebarkanlah salam di antara kita. Perhatikan sabda Rasulullah berikut :

Dari Abu Ayyub Al-Anshariy bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam, keduanya bertemu lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling juga. Dan yang paling baik diantara keduanya adalah yang memulai memberi salam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1983]

Tebarkanlah Salam Di Antara Kita

Berikut ini hadits -hadits tentang keutamaan salam, tebarkanlah salam selalu, sekali lagi, bukan sebatas ucapan saja.

Dari Abdullah bin 'Amr (bin 'Ash) RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, "(Ya Rasulullah), Islam yang bagaimanakah yang lebih baik?". Beliau SAW menjawab, "(Islam yang paling baik ialah) kamu memberi makan (kepada orang lain) dan menebarkan salam kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal". [HR. Bukhari juz 1, hal. 9]

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling berkasih-sayang . Maukah aku tunjukkan kepada kalian pada suatu perkara apabila kalian mengamalkannya kalian akan saling berkasih sayang? Tebarkanlah salam diantara kalian!". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 156, no. 2829, hadits ini hasan shahih]

Dari Ibnu Zubair, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Akan menjangkit kepada kalian penyakit ummat-ummat sebelum kalian. Yaitu kebencian dan kedengkian. Kebencian itu adalah pencukur. Bukan pencukur rambut, tetapi pencukur agama. Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman sehingga saling mencintai. Maukah kalian kuberitahu sesuatu yang aku yaqin bisa memantapkan kalian? Yaitu tebarkanlah salam diantara kalian". [HR. Al-Bazzaar dengan sanad jayyid, juz 6, hal. 192]

Dari Syaibah Al-Hajabiy dari pamannya (Utsman bin Thalhah Al-Hajaibiy) RA, ia berkata, "Ada tiga hal yang membuatmu tulus mencintai saudaramu, yaitu kamu mengucapkan salam kepadanya apabila bertemu dengannya, kamu memberi tempat kepadanya dalam majlis, dan kamu memanggil dengan nama yang paling ia sukai" . [HR. Thabrani, di dalam Al-Ausath juz 9, hal. 169, no. 8365]

Dari Al-Baraa' RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tebarkanlah salam, niscaya kalian selamat" . [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 244, no. 491]

Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sembahlah Allah yang Maha Rahman, berikanlah makan dan tebarkanlah salam, niscaya kalian masuk surga dengan selamat" . [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 188, no. 1916, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]

Dari Abu Syuraih RA, ia berkata, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang menyebabkan aku masuk surga". Beliau SAW bersabda, "(Yang menyebabkan kamu masuk surga yaitu) ucapan yang baik, menebarkan salam dan memberi makan". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 257, no. 504]

Tebarkanlah Salam, Berikan Haknya Orang Islam

Selalu tebarkanlah salam di muka bumi ini karena hal ini merupakan salah satu haknya orang Islam, sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits berikut :

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Haknya orang Islam atas orang Islam yang lain ada lima, yaitu : 1. menjawab salam, 2. menjenguk orang sakit, 3. mengantarkan jenazah, 4. mendatangi undangannya, dan 5. mendoakan orang yang bersin (apabila dia menyebut Alhamdulillah)". [HR. Bukhari juz 2, hal. 70]

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Haqnya orang Islam atas orang Islam yang lain itu ada enam. Lalu (beliau) ditanya, "Apa saja enam itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "1. Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia mengundangmu maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah nasehat, 4. Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila dia sakit maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah jenazahnya" . [HR. Muslim juz 4, hal. 1705]

Begitulah beberapa keutamaan salam dalam ajaran agama Islam yang bukan sebatas pada ucapan saja melainkan juga pada tindakan dan perilaku yaitu makna tebarkanlah salam berarti kita harus menjaga keselamatan dan kesejahteraan saudara kita. Maka dari itu selalu tebarkanlah salam di antara kita agar selalu tercipta masyarakat yang aman, damai, tenteram dan sejahtera.

Tuesday, January 31, 2017

Putus Asa dan Bunuh Diri Hukumnya Haram

Sudah menjadi sifat dari makhluk bernama manusia jika mengalami kegagalan selalu putus asa , bahkan karena beratnya beban yang dipikul akibat kegagalan tersebut mendorong dia untuk melakukan bunuh diri. Namun tidak semua manusia bersifat seperti itu kalau lagi menanggung beban berat. Ada sebagian orang yang menjadikan kegagalan tersebut menjadi motivasi untuk terus maju, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Putus asa dan bunuh diri hukumnya haramkah?

Putus Asa dan Bunuh Diri Hukumnya Haram


Bagaimana putus asa dan bunuh diri tersebut menurut pandangan Islam? Islam melarang keras putus asa dan bunuh diri, sebagaimana firman Allah SWT :

"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmad Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmad Allah melainkan orang yang kafir". [Q.S. Yusuf : 87]

"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmad Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat". [QS. Al Hijr : 56]

Di ayat-ayat lain lain juga diterangkan tentang haramnya berputus asa dan bunuh diri seperti pada ayat-ayat berikut yang artinya :

Katakanlah, “Hai hamba -hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” . [QS. Az-Zumar : 53]

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." [QS. An-Nisaa’ : 29]

Di samping pada ayat-ayat Al Qur'an, banyak juga hadits-hadits Rasulullah yang menerangkan haramnya berputus asa dan bunuh diri, di antaranya :

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya.  Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia menusuk perutnya dengannya di neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 32]

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 100]

Dari Al-Hasan (Al-Bashriy), ia berkata : Menceritakan kepada kami Jundab bin ‘Abdillah di masjid ini, dan kami tidak lupa semenjak ia menceritakan kepada kami, dan kami tidak khawatir bahwa Jundab berbohong atas nama Rasulullah SAW, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu diantara  orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka, lalu dia tidak sabar. Kemudian dia mengambil pisau lalu memotong tangannya, maka darahnya mengalir tanpa berhenti sehingga dia  mati".
Allah Ta’aalaa berfirman, “Hamba-Ku telah mendahului kehendak-Ku dengan dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya”. [HR Bukhari juz 4, hal. 146]

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, “Pernah didatangkan mayyit seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan anak panah kepada Nabi SAW, maka beliau tidak mau menshalatkannya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 672]

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang meneranagkan haramnya putus asa dan bunuh diri. Dari ayat-ayat dan hadits-hadits yang telah disebutkan di atas jelaslah bahwa putus asa dan bunuh diri itu hukumnya haram. Untuk itu mari kita selalu berusaha menjadi orang yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala cobaan yang kita alami.

Monday, January 30, 2017

5 Sikap Anak Yang Berbuat Baik Pada Orang Tua

Kasih sayang kedua orang tua tidak akan bisa kita balas dengan apapun. Kasih sayang mereka begitu tulus pada kita sejak masih dalam kandungan. Namun kadang kala kasih tulus mereka sering kita manfaatkan untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan tanpa melihat kondisi orang tua. Sikap seperti ini sungguh bertentangan dengan apa yang diperintahkan Allah SWT. Kewajiban kita sebagai seorang anak seharusnya bisa memberikan sesuatu yang membuat orang tua merasa senang dan bisa meringankan beban kedua orang tua baik beban fisik maupun beban pikiran, tentu saja sikap dan tindakan yang dibenarkan menurut ajaran Islam.

5 Sikap Anak Yang Berbuat Baik Pada Orang Tua


Terhadap kedua orang tua dalam hal ini ibu dan bapak, Allah SWT berfirman dalam surat Al Isra' ayat 24 yang artinya sebagai berikut :

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua karena sayang, dan katakanlah : Hai Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua memeliharaku sewaktu kecil". (Q.S. Al Isra : 24)

Dari ayat ini dapat diambil pelajaran penting yang diterangkan Allah SWT pada kita terhadap ibu dan bapak agar :

  1. Berbuat baik pada ibu dan bapak dalam berbicara kepada keduanya dengan perkataan yang sopan.
  2. Merendahkan diri kepada ibu bapak dengan dasar kasih sayang bukan karena terpaksa atau keuntungan materi (harta) yang diharapkan dari keduanya.
  3. Mendoakan keduanya agar dikasihi Allah SWT sebagaimana keduanya sering berdoa di kala anaknya masih kecil, supaya anaknya sehat, selamat dan sejahtera.
  4. Memelihara ibu bapak dengan baik dan ikhlas karena Allah semata sebab Tuhan yang Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati sanubari si anak ketika memelihara dan memberikan pertolongan kepada ibu bapaknya.
  5. Jika ada sesuatu yang menyebabkan kemarahan ibu bapaknya hendaklah lekas memohon maaf kepada keduanya dan bertaubat kepada Allah, tidak mengulangi lagi perbuatan yang melukai hati ibu bapaknya dan Allah SWT akan memberi maaf atas segala kesalahannya.


Demikian itu 5 sikap kita sebagai seorang anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tua yang diperintahkan oleh Allah SWT seperti yang diterangkan dalam ayat Al Quran. Semoga uraian singkat ini bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Sunday, January 29, 2017

Cara Berdoa Dalam Islam

Sebagai manusia ciptaan Allah, sudah semestinya kita dalam memanjatkan doa hanya kepada Allah SWT. Cara berdoa dalam masyarakat kita bermacam-macam cara dan bentuk. Berdoa sudah menjadi kebutuhan bagi kita sehingga dimanapun kita berada tidak terlepas dari doa bagaimanapun cara berdoa tersebut. Bahkan banyak pula lagu-lagu yang berisi doa baik itu lagu Islami maupun lagu-lagu umum. Tidak sedikit pula kalimat-kalimat doa yang diucapkan dengan cara berteriak-teriak misalnya saat melakukan aksi demo maupun aksi-aksi dan kegiatan lainnya. Seperti itulah cara berdoa yang ada dalam masyarakat kita. Bagaimanakah cara berdoa dalam Islam sesuai yang dituntunkan agama?

Cara Berdoa Dalam Islam


Dalil-dalil Tentang Berdoa

Dalam mencapai suatu tujuan, manusia tidak hanya dituntut untuk berusaha saja, akan tetapi harus juga
berdoa sesuai dengan apa yang diupayakannya.
Cara berdoa sudah diatur dalam Al Qur'an . Orang yang hanya berusaha saja tanpa berdoa adalah orang yang sombong, sedangkan orang yang hanya
berdoa saja tanpa mau berusaha adalah orang yang malas, dan pada hakikatnya orang seperti ini hanya memerintah Allah, maka Allah tidak akan mengabulkan doa orang seperti ini. Berikut ini dalil-dalil tentang perintah berdoa dalam Al Qur'an :

Dan Tuhan-mu Berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS. Al Ghafir : 60]

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
[QS. Al Baqarah : 186]

Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan
rendah hati dan dengan suara yang lembut?" (Dengan mengatakan), "Sekiranya Dia Menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur." [QS. Al An'am : 63]

"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan". [QS. Al A'raf : 56]

Cara Berdoa Dalam Islam

Cara berdoa dalam Islam sudah diatur oleh Allah SWT yaitu dengan kerendahan hati dan suara yang lembut karena takut kepada Allah SWT dan tidak
melampaui batas. Cara berdoa yang melampaui batas maksudnya adalah cara berdoa yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang-orang saleh karena Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Cara berdoa seperti ini dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut :

"Berdoalah kepada Tuhan-mu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". [QS. Al A'raf : 55]

"Dan ingatlah Tuhan-mu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah" . [QS. Al A'raf : 205]

Katakanlah (Muhammad), "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia Mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma-ul Husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu." [QS. Al Isra' : 110]

Cara Berdoa Dengan Suara Keras

Sering kita dengar cara berdoa seseorang dengan meneriakkan kalimat-kalimat doa dan bertakbir dengan suara yang keras baik itu saat aksi demo, berperang, berselisih sesama muslim, bahkan ada kelompok orang yang mendemo dan membubarkan pengajian sambil meneriakkan kalimat-kalimat doa dan takbir dengan suara keras /sambil berteriak-teriak. Tidak sedikit pula lagu-lagu atau nyanyian yang liriknya berisi doa-doa . Bagaimanakah cara berdoa seperti ini? Seperti sudah diuraikan di atas bahwa cara berdoa sudah diatur dalam Islam yaitu dengan kerendahan hati dan suara yang lembut , tidak mengeraskan suara karena Allah SWT sangat dekat dengan kita dan Allah Maha Mendengar. Cara berdoa sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil berikut ini :

"Berdoalah kepada Tuhan-mu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". [QS. Al A'raf : 55]

"Dan ingatlah Tuhan-mu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah" . [QS. Al A'raf : 205]

"Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dan Mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" . [QS. Qaf : 16]

Dari Abu Musa, ia berkata : "Kami pernah bersama
Rasulullah SAW dalam suatu peperangan, lalu tidaklah kami mendaki atau menaiki tanah yang tinggi atau menuruni lembah melainkan kami
bertakbir dengan suara keras ". Kata Abu Musa,
"Kemudian Rasulullah SAW mendekati kami dan bersabda, Hai para manusia, kasihanilah diri kalian, karena sesungguhnya kalian tidak menyeru kepada Tuhan yang tuli dan tidak pula jauh. Sesungguhnya kalian menyeru kepada Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" . Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Wahai 'Abdullah bin Qais, maukah kamu kuajari suatu kalimat dari perbendaharaan surga?, yaitu "Laa haula walaa quwwata illaa billaah" (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)" . [HR. Bukhari juz 7, hal. 213]

Dari Abu Musa, ia berkata : "Dahulu kami bepergian bersama Nabi SAW, lalu (ketika lewat jalan yang mendaki) orang-orang bertakbir dengan suara keras. Maka Nabi SAW bersabda, 'Wahai para manusia, kasihanilah diri kalian! Sesungguhnya kalian tidak menyeru kepada Tuhan yang tuli dan tidak pula yang jauh. Sesungguhnya kalian menyeru kepada Tuhan Yang Maha Mendengar , Maha Dekat, dan Dia bersama kalian". [HR. Muslim juz 4, hal. 2076]

Cara-cara berdoa seperti itulah yang dituntunkan dalam Islam, semoga tulisan di atas bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Dengan tulisan ini tidak ada maksud untuk mengoreksi orang lain, akan tetapi untuk mengoreksi diri sendiri agar bisa memperbaiki cara berdoa.