Friday, December 29, 2017

Menyambut Datangnya Tahun Baru Masehi 2018

Sudah menjadi kebiasaan di mana-mana setiap malam pergantian tahun di isi dengan berbagai acara dan kegiatan yang bersifat hura-hura. Tidak hanya di kota-kota besar saja, di kota-kota kecil pun tak mau ketinggalan dalam menyambut datangnya tahun baru yang sering disebut dengan istilah old and new.

Menyambut Datangnya Tahun Baru Masehi 2018


Berbagai kegiatan baik dalam bentuk panggung
hiburan, pesta pora, bahkan kegiatan yang menyimpang dari norma-norma agama maupun norma kesusilaan pun kerap kali dilakukan dalam menyambut datangnya tahun baru masehi tersebut. Di mana-mana tampak kemeriahan dalam menyambut datangnya tahun baru ini, baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Puncaknya pada pukul 00.00 dapat kita saksikan warna-warni kembang api meluncur dan berpendar di kegelapan malam dengan suara dentuman keras membangunkan orang-orang yang lagi terlelap dalam tidurnya. Namun di luar berkumpul-kumpul laki-laki dan perempuan yang bukan mahram bercampur dan bergembira ria seakan tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya.

Pada pagi harinya tanggal 1 Januari bisa kita temui sampah kertas di mana-mana pertanda bekas diadakannya pesta kembang api pada malam harinya. Tak jarang pula kita jumpai botol-botol minuman keras berserakan di antara sampah-sampah kertas. Kebanyakan mereka tidak pernah mempedulikan berapa jumlah dana yang mereka keluarkan, mereka tidak mempedulikan benar tidaknya peruntukan dana yang mereka keluarkan. Mungkin saja mereka tidak ingat kalau masih banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa makan pada waktu itu. Sudah tepatkah kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tesebut?

Berikut ini saya cantumkan beberapa terjemahan ayat Al Qur'an dan hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam sebagai bahan renungan untuk kita semua.

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami Beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (QS. Al-Kahf : 103)
(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahf : 104)

Dan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. [QS. Al-Israa’ : 32]

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tiga golongan yang Allah tidak mau berbicara dengan mereka pada hari kiyamat. Tidak membersihkan mereka, tidak mau melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih : 1. Orang tua yang berzina, 2. Raja (pemimpin) yang suka berdusta dan 3. Orang fakir yang sombong”. [HR. Muslim juz 1, hal. 102]

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau bersabda, “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak, ia berkata shahih sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261].

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Empat golongan yang Allah benci kepada mereka : 1. Pedagang yang banyak bersumpah, 2. Orang fakir yang sombong, 3. Orang tua yang berzina, dan 4. Pemimpin yang dhalim”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, juz 12, hal. 368, no. 5558].

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mela’nat tentang khamr sepuluh golongan : 1. yang memerasnya, 2. Yang minta diperaskannya, 3. yang meminumnya, 4. yang mengantarkannya, 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang membelinya, dan 10. yang minta dibelikannya". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 380, no. 1313]

Dari Ibnu 'Umar ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Telah dila’nat khamr atas sepuluh hal : 1. khamr itu sendiri, 2. pemerasnya, 3. yang minta diperaskannya, 4. penjualnya, 5. pembelinya, 6. pengantarnya, 7. pemesannya, 8. yang memakan harganya, 9. peminumnya, dan 10. yang menuangkannya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1121, no. 3380]

Dari ayat-ayat dan hadits-hadits di atas bisa kita jadikan renungan dalam menyambut datangnya tahun baru, dimana kebanyakan pada acara dan kegiatan dalam menyambut tahun baru tersebut diisi dengan hura-hura, pesta pora percampuran antara laki-laki dan perempuan yang mendekati zina, mabuk-mabukan, dan sebagainya. Walaupun tidak semuanya seperti itu, seperti yang saya ungkapkan tadi "kebanyakan" seperti itu.

Kalau kita mau berpikir jernih, pastilah kita tidak akan ikut-ikutan kegiatan-kegiatan dalam menyambut tahun baru tersebut. Sebaliknya kita harus mawas diri agar apa yang akan kita lakukan tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya, kita akan berpikir, semakin bertambah tahun berarti semakin berkurang jatah umur yang dianugerahkan oleh Allah SWT pada kita. Kita harus berpikir, sudah cukupkah amal ibadah yang kita lakukan untuk bekal di akhirat nanti? Pertanyaan ini hanya bisa kita jawab diri kita sendiri.

Namun begitu bagi yang ikut memeriahkan acara menyambut datangnya tahun baru tersebut silahkan karena itu hak anda dan tidak ada larangan dari pemerintah, kami pribadi Insya Allah tidak akan ikut-ikutan karena itu semua BUKAN dari ISLAM. Dan yang saya tulis ini memang berdasarkan kenyataan yang ada dan maksud dari tulisan ini adalah untuk diri kami pribadi, untuk mengingatkan dan membentengi diri kami pribadi agar jangan sampai terseret dalam arus yang menjauhkan diri dari tuntunan agama yang kami yakini. Saya hanya bisa berdoa semoga tahun-tahun mendatang negara kita lebih aman, damai, tenteram dan sejahtera tanpa ada perpecahan, tanpa perselisihan, tanpa ada kerusuhan, tanpa ada kekacauan dengan alasan apapun. Aamin Ya Rabbal 'alamin.